KONSEP UMMAH WĀHIDAH DALAM AL-QUR’AN DAN RELEVANSINYA DENGAN KONTEKS KEKINIAN
Studi Komparatif Penafsiran Hamka dan Kementerian Agama RI
DOI:
https://doi.org/10.47454/alitqan.v8i2.818Abstrak
Pada dasarnya umat Islam di seluruh dunia adalah ummah wahidah. Namun kenyataannya, sebagian umat Islam malah saling konflik dan berpecah belah disebabkan perbedaan pendapat, pandangan, dengan saling menyalahkan dan mengkafirkan. Oleh karena itu, bagaimana konsep dari kedua tafsir yang ditulis oleh Hamka dan Kementerian Agama RI dalam merespon problem tersebut yang mana corak kedua tafsirnya membicarakan tentang masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode komparatif. Hasil penelitian ini adalah 1) Hamka dan Kementerian Agama RI sependapat mengartikan ummah wahidah adalah satu akidah tauhid dan satu suka berbuat baik. Keduanya, sama-sama memberikan cara untuk mewujudkan ummah wahidah dengan kembali kepada kitab yang mengandung kebenaran dan menyebutkan faktor yang menjadi kendala terwujudnya ummah wahidah, yakni sifat dengki. Perbedaannya, dalam menguraikan makna, kendala dan cara mewujudkan ummah wahidah, Hamka lebih rinci, sedangkan Kemeterian Agama RI lebih sederhana; 2) Konsep ummah wahidah yang ditawarkan Hamka dan Kementerian Agama RI masih sangat relevan dengan konteks kekinian. Dari kedua kitab tafsirnya memberikan solusi agar umat Islam berpegang kepada Kitab al-Quran dan as-Sunnah. Sementara itu, Hamka secara spesifik memberikan cara agar manusia kembali kepada kesatuannya dengan mencari titik temu yang mengacu kepada nilai-nilai kebaikan, bahkan sebagai sarana untuk berlomba-lomba dalam kebaikan; 3) Implikasinya umat Islam harus merubah mindset dan bersikap dewasa untuk menerima perbedaan yang ada.
Unduhan
Referensi
‘Abdul Baqi, Muhammad Fuad. Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Qur’anul Karīm. Kairo: Dar al-Fikr, 1992.
Amrullah, Haji Abdul Malik Karim. Tafsir Al-Azhar. Vol. 5. Singapura: Pustaka Nasional, 2007.
———. Tafsir Al-Azhar. Vol. 6. Singapura: Pustaka Nasional, 2007.
———. Tafsir Al-Azhar. Vol. 1. Singapura: Pustaka Nasional, 2007.
———. Tafsir Al-Azhar. Vol. 3. Singapura: Pustaka Nasional, 2007.
Hasan, Alfian Miftah, dan Muhamad Ali Mustofa Kamal. “Wawasan Al-Qur’an Tentang Nasionalisme: Tafsir Tematik Dengan Term Ummah Konteks Ke-Indonesia-an.” Syariati: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Hukum 5, no. 01 (2019): 1–10. https://doi.org/10.32699/syariati.v5i01.1181.
Huda, Nur, Nur Hamid, dan Muhammad Khoirul Misbah. “Konsep Wasathiyyah M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah (Analisis Hermeneutika Hans-Georg Gadamer).” International Journal Ihya’’Ulum al-Din 22, no. 2 (2020): 198–231. https://doi.org/10.21580/ihya.22.2.6768.
Ibnu ‘Asyur. Al-Tahrīr wa al-Tanwīr. Vol. 17. Tunis: Dār al-Tunīsiyah, 1984.
Jamil, Muhammad. “Implementasi Nilai-Nilai Solidaritas Semut dan Nabi Sulaiman Dalam Surat Al-Naml pada Pendidikan Agama Islam.” Edupedia: Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam 2, no. 2 (2018): 85–95. https://doi.org/10.35316/edupedia.v2i2.334.
Japakiya, Ismail Lutfi. “Ummah Wahidah Dasar Kehidupan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.” Al-Nur 23, no. 2 (2017): 1–15.
Kementerian Agama, RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Vol. 4. Jakarta: Widya Cahaya, 2008.
———. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Vol. 6. Jakarta: Widya Cahaya, 2008.
———. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Vol. 1. Jakarta: Widya Cahaya, 2008.
———. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Vol. 2. Jakarta: Widya Cahaya, 2008.
Matondang, Ali Ya’kub. “Ummah Wahidah in al-Qur’an and Its Implication to Da’wah Activity.” Journal Of Humanities And Social Science 21, no. 7 (2016): 1–6. https://doi.org/10.9790/0837-2106010106.
Muhammad. 25 Hidangan dari al-Qur’an. Jakarta: Khazanah al-Qur’an, 2017.
Muhyiddin. “Bahaya Mudah Mengafirkan Sesama Muslim Menurut Syekh Nawawi.” Republika Online, 4 Juli 2019. https://republika.co.id/share/pu3wv2320.
Mustaniruddin, Ahmad, Hery Afriyadi, dan Jamilah Abu Bakar. “Indikator Terciptanya Masyarakat Madani Perspektif Al-Qur’an.” TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin 19, no. 2 (2020): 164–87. https://doi.org/10.30631/tjd.v19i2.127.
Mustaqim, Abdul. Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir. Yogyakarta: Idea Press, 2015.
Nurdin, Ali, Sayed Mahdi, dan Arum Titisari. Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam Al-Qur’an. Jakarta: Erlangga, 2006.
Nurmansyah, Ihsan. “Epistemologi Penafsiran Ummah Wahidah dalam Al-Qur’an: Studi Komparatif antara Hamka dan Kementerian Agama RI.” Ibn Abbas: Jurnal Ilmu Alquran dan Tafsir 2, no. 1 (2019): 257–85. https://doi.org/10.9876/jia.v2i1.4855.
———. “Islam dan Media Sosial: Kajian Living Hadis dalam Film ‘Papi dan Kacung’ di Instagram.” Fikri: Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya 4, no. 2 (2019): 201–16. https://doi.org/10.25217/jf.v4i2.591.
Sayyid Qutb. Tafsīr fī Ẓilāl al-Qur’ān. Vol. 1. Beirūt: Dār al-Shurūq, 1982.
Tsani, Ali Farkhan. “Khutbah Jumat: Ummatan Wahidah.” Kantor Berita MINA (blog), 18 Oktober 2018. https://minanews.net/khutbah-jumat-ummatan-wahidah/.
Zubaidillah, Muh Haris, dan M. Ahim Sulthan Nuruddaroini. “Ideal Society Prototype in the Quran.” Dalam International Student Conference of Ushuluddin and Islamic Thought, 1:72–86. Yogyakarta, 2021. https://conference.uin-suka.ac.id/index.php/iscushith/article/view/473.
Zubir, Muhammad. “Social Community in the Qur’an (A Study of Muhammad Abduh’s Interpretation in Tafsir Al-Manar).” Islam Transformatif: Journal of Islamic Studies 6, no. 1 (2022): 43–62. https://doi.org/10.30983/it.v6i1.5506.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2022 Ihsan Nurmansyah, Sherli Kurnia Oktaviana, Nur Annisa

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.